akuntansi

Jumat, 05 Agustus 2011

Senin, 06 Juni 2011

SISTEM BIAYA STANDART VARIABEL COSTING DAN PERILAKU BIAYA

SISTEM BIAYA STANDART VARIABEL COSTING DAN PERILAKU BIAYA

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat suatu produk, dengan asumsi konsidi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.Biaya standar merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang sesungguhya terjadi. Sistem biaya standar dapat membantu manajemen dalam mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar.Sistem biaya standar ini mencatat biaya-biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya terjadi serta menyajikan analisis penyimpangan-penyimpangannya.

Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langung dan biaya overhead pabrik variabel. (Mulyadi,99)

PERILAKU BIAYA

Berdasar perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan : biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariable.

Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai berikut :


Biaya Tetap                                                    Biaya Variabel
a.  Commited Fixed Cost                      a. Engineered Variable Cost
b.  Descretionary  Fixed Cost               b. Discretionary Variable Cost
Biaya Tetap
·        Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.
·        Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusaha an jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
Commited Fixed Cost           
·        Commited fixed cost sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok.
·        Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya. Contoh : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.
Descretionary  Fixed Cost (Disebut juga : managed atau programmed Cost)
·        Yakni merupakan biaya : (a) yang timbul dari keputusan penye diaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikelu arkan, dan (b) yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan, jasa atau produk)
·        Contoh biaya ini adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultas.
·        Discretionary fixed cost dapat dihentikan sama sekali penge luarannya atas kebijakan manajemen.

Penentuan Pola Perilaku Biaya
Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya.
1.         Pertama, harus dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya. Biaya ini merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.
2.         Kedua, harus dipilih variabel bebas (independent variable), yaitu sesuatu yang menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi. Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan,  y = f(x).

3.         Ketiga, harus dipilih kisaran kegiatan yang relevan (relevant range of activity), dimana hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya tersebut berlaku.

SISTEM BIAYA STANDART VARIABEL COSTING DAN PERILAKU BIAYA


SISTEM BIAYA STANDART VARIABEL COSTING DAN PERILAKU BIAYA

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat suatu produk, dengan asumsi konsidi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.Biaya standar merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang sesungguhya terjadi. Sistem biaya standar dapat membantu manajemen dalam mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari biaya standar.Sistem biaya standar ini mencatat biaya-biaya yang seharusnya dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya terjadi serta menyajikan analisis penyimpangan-penyimpangannya.

Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langung dan biaya overhead pabrik variabel. (Mulyadi,99)

PERILAKU BIAYA

Berdasar perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan : biaya tetap, biaya variabel dan biaya semivariable.

Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai berikut :


Biaya Tetap                                                    Biaya Variabel
a.  Commited Fixed Cost                      a. Engineered Variable Cost
b.  Descretionary  Fixed Cost               b. Discretionary Variable Cost
Biaya Tetap
·        Biaya Tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.
·        Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusaha an jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen.
Commited Fixed Cost           
·        Commited fixed cost sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok.
·        Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya. Contoh : biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.
Descretionary  Fixed Cost (Disebut juga : managed atau programmed Cost)
·        Yakni merupakan biaya : (a) yang timbul dari keputusan penye diaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikelu arkan, dan (b) yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara masukan dengan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan, jasa atau produk)
·        Contoh biaya ini adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya promosi penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultas.
·        Discretionary fixed cost dapat dihentikan sama sekali penge luarannya atas kebijakan manajemen.

Penentuan Pola Perilaku Biaya
Ada 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan pola perilaku suatu biaya.
1.         Pertama, harus dipilih biaya yang akan diselidiki pola perilakunya. Biaya ini merupakan variabel tidak bebas (dependent variable) dan biasanya dinyatakan dengan simbol y.
2.         Kedua, harus dipilih variabel bebas (independent variable), yaitu sesuatu yang menyebabkan biaya tersebut berfluktuasi. Secara matematis, fungsi tersebut dinyatakan,  y = f(x).

3.         Ketiga, harus dipilih kisaran kegiatan yang relevan (relevant range of activity), dimana hubungan antara variabel bebas dan tidak bebas yang dinyatakan dalam fungsi biaya tersebut berlaku.

BIAYA TENAGA KERJA DAN BIAYA PEMASARAN

BIAYA TENAGA KERJA DAN BIAYA PEMASARAN

PENGERTIAN BIAYA

Definisi menurut Matz Adoph dan Milton Usry pada buku Akuntasi Biaya Perencanaan dan Pengendalian (1994 hal 410)
“Biaya sebagai suatu nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat.”
Menurut Ikatan Akuntasi Indonesia (1995 kerangka dasar, 70 dan 78) memberikan pengertian biaya sebagai berikut :
“Penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntasi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktivas atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanan modal.”
Jadi Biaya adalah suatu nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan yang merupakan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau terjadinya kewajiban yang dilakukan guna memperoleh manfaat.

PENERTIAN BIAYA TENAGA KERJA
Menurut Mulyadi pada buku Akuntansi Biaya (2000 hal 343)
“Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk, Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan biaya tenaga kerja manusia tersebut.”
Menurut Supriyono buku Anuntansi Biaya (1999 hal 453)
“Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan.”

PENGOLONGAN BIAYA TENAGA KERJA
Menurut Mulyadi buku Akuntansi Biaya (2000 hal 344 dan 345) biaya tenaga kerja dapat digolongkan sebagai berikut :
1.      Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan, organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam tiga pokok diantaranya produksi, pemasaran, dan administrasi.
2.      Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan, biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut.
3.      Penggolongan menurut jenis pekerjaannya, dalam suatu departemen tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya.
4.      Penggolongan menurut hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.

AKUNTASI BIAYA TENAGA KERJA

Menurut Supriyono, buku Akuntasi Biaya (1999 hal 475) pada dasarnya akuntansi biaya tenaga kerja berhubungan dengan pencatatan secara terperinci atas biaya tenaga kerja yang harus diselenggarakan oleh bagian akuntansi keuangan dan akuntasi biaya.

 ANALISIS BIAYA PEMASARAN

    Perhatian manajemen  bergeser  ke pemasaran produknya seiring dengan semakin meningkatnya persaingan memperebutkan pasar, karena kegiatan produksi saja tidak akan menjamin dihasilkannya laba, jika  pemasaran produk tidak mampu merebut pasar. Manajemen perusahaan manufaktur yang semula memusatkan perhatiannya pada bidang produksi, mulai memperluas  perhatiannya  pada  bidang  pemasaran produknya, sejalan  dengan itu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk semakin besar proporsinya dari keseluruhan biaya. Oleh karena itu, akuntansi  biaya  disamping mengolah dan menyajikan informasi biaya produksi, memperluas  kegiatannya  dalam pengolahan dan penyajian informasi biaya pemasaran, untuk memenuhi kebutuhan manajemen. Dalam arti luas biaya pemasaran  meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi dan
disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut diubah kembali dalam bentuk uang tunai. Kegiatan pemasaran produk dimulai jauh sebelum produk selesai diproduksi. Kegiatan  advertensi biasanya mengawali kegiatan pemasaran produk, setelah  produk  selesai diproduksi, kegiatan pemasaran dilaksanakan  melalui  serangkaian tindakan berikut  ini: penyimpanan  produk  di gudang, penjualan, pembungkusan dan pengiriman, penagihan  dan  pencatatan transaksi penjualan. Dengan demikian dalam arti luas biaya  pemasaran tidak hanya meliputi biaya penjualan saja, tetapi termasuk  di dalammya biaya advertensi, biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan pengiriman, biaya kredit dan penagihan, dan biaya akuntansi pemasaran.

Sabtu, 15 Mei 2010

Macam-macam Dokumen Transaksi :
1. Kwitansi
Kwitansi adalah tanda bukti terjadinya pembayaran yang ditandatangani oleh pihak penerima uang. Kwitansi harus dibubuhi materai pada jumlah tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lembar asli diserahkan kepada pihak yang membayar, sedangkan tembusan atau bagian sus/potongan disimpan pihak penerima.
2. Nota kontan
Nota Kontan adalah tanda bukti pembelian barang secara tunai yang dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pembeli. Nota kontan dibuat minimnya dua rangkap, aslinya diserahkan kepada pihak pembeli dan tembusannya disimpan pihak penjual untuk bukti transaksi.
3. Faktur
Faktur adalah perhitungan jual beli secara kredit yang dibuat oleh penjual. Faktur asli diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian kredit, sedangkan tembusanya atau copynya disimpan penjual sebagai bukti penjualan.
4. Nota kredit
Nota kredit adalah surat bukti terjadinya pengurangan piutang usaha karena adanya pengembalian barang dagangan atau penurunan harga karena terjadinya kerusakan atau kekurangsesuaian kualitas barang yang dikirim dengan yang dipesan. Nota kredit dibuat dengan ditandatangani oleh penjual. Arti nota kredit adalah penjual mengkredit (mengurangi) piutang usaha yang akan ditagiih ke pembeli.
5. Nota Debit
Nota Debet adalah surat buti terjadinya pengurangan utang usaha karena adanya pengembalian barang dagangan atau penurunan harga yang dibuat oleh pihak pembeli. Arti nota debet adalah mendebet (mengurangi) utang usaha pembeli yang harus dilunasi.
Lembar asli dikirim oleh pembeli kepada penjual bersamaan pengiriman kembali barang yang dibeli, sedangkan tembusannya/copy-nya disimpan oleh pembeli sebagai arsip dan bukti pencatatan .
6. Cek
Cek adalah surat perintah diri pemegang rekening giro (penyimpan dana) kepada banknya supaya mengeluarkan sejumlah uang untuk diberikan kepada pembawa cek/pihak yang namanya dicantumkan dalam cek tersebut. Pemegang lembaran cek adalah pihak penerima pembayaran, sedangkan pihak yang melakukan pembayaran meyimpan sus/potongan. Cek sebenarnya bukan surat bukti, melainkan alat pembayaran. Oleh karena itu, pengeluaran cek harus disertai penerimaan kwitansi.
7. Bilyet giro
Bilyet giro adalah alat pembayaran kepada pihak lain dengan cara memindahkan saldo rekening bank pihak yang membayar kepada rekening pihak yang menerima. Seperti halnya cek, bilyet giro dibuat oleh pihak pembayar. Pihak penerima bayaran menerima lembar bilyet giro. Sedangkan pihak pembayar menyimpan sus/potongannya yang harus disertai penerimaan kwitansi.
8. Memo
Memo adalah bukti transaksi yang dibuat oleh pimpinan perusahaan untuk bagian-bagian lain di perusahaaan tersebut yang berisi perintah pencatatan suatu kejadia.

PENGEMBANGAN POTENSI DESA

Pada saat ini ijasah SMA sudah tidak da harganya lagi. Banyak para pelajar lulusan SMA yang menjadi pengangguran. Ini dikarenakan banyak pola pembelajaran disekolah tidak sesuai dengen realita yang ada dilapangan. Disekolah hanya diterapkan teori-teori saja tanpa ada penerapan yang khusus dibidang tertentu. Para masyarakat yang lulusan SMA hanya menjadi buruh pabrik atau hanya menjadi kuli kasarnya saja.

Seiring dengan keadaan itu, sangat berpengaruh didesa. Banyak masyarakat desa yang hidjrah ke kota untuk mencari lapangan pekerjaan. Tanpa mempunyai keahlian tertentu mereka mengadu nasip di kota. Akibatnya banyak masyarakat desa yang hanya menjadi gelandangan saja dikota tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Mengapa mereka mengenggap dikota lebih baik dari pada pada didesa. Karena didesa tidak ada pekerjaan yang menjanjikan. Jika mereka tinggal didesa mereka hanya menjadi buruh tani yang bekerja pada musiman saja. Yaitu pada awal tanam padi dan pada akhir panen padi. Selebihnya mereka menganggur dirumah dan hanya menungu jika ada yang mempekerjakannya.

Seharusnya desa harus menjadi kekuatan ekonomi, banyak potensi desa yang masih belum termanfaatkan secara maksimal. Banyaknya masyarakat desa yang hidjrah kekota menjadikan sepinya desa. Dan keadaan inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai modal untuk membuka lapangan pekerjaan karena sediktnya pesaing atau sedikitnya masyarakat yang membat lapangan pekerjaan.

Untuk itu yang perlu kita gali saat ini adalah mengembangkan kreatifitas agar potensi desa dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga masyarakat dapat terserap dari segi pencarian lapangan pekerjaan dan tidak lagi jauh-jauh mengadu nasip di kota yang penuh dengan pertanyaan. Jika pemanfaatan potensi desa itu dapat maksimal maka kemajuan perekonomian di indonesia akan lebih cepat berkembang dengan pesat.

Masalahnya saat ini pengembangan kreatifitas itu didesa masih belum ada wadah yang menampungnya. Pemerintah hanya meminjamkan dana kepada masyarakat kemudian tidak menindaklanjutinya dengan pembekalalan pengetahuan tetang berwirausaha yang baik. Akibatnya pinjaman tersebut digunakan oleh masyarakat bukan untuk berwirausaha tetapi untuk menutupi pinjaman dilain tempat, bisa dikatakan “gali lubang tutup lubang”

Di tingkat perguruan-perguruan tinggi sudah diadakan program kreatifitas mahasiswa (PKM) yang kegiatannya ialah memberikan pembekalan kepada mahasiswa tetang cara berwirausaha. Kemudian mahasiswa dituntut untuk melakukan kegiatan wirausaha itu dengan nyata agar tidak hanya sekedar teori saja melainkan dapat menerapkannya juga. Bagi para mahasiswa yang mempunyai ide wirausaha yang cemerlang akan didanai dan akan diberikan pelatihan khusus sesuai dengan pengembangan wirausahanya. Ini dimasudkan agar kelak mahasiswa yang lulus dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri dan bukan mencari pekerjaan.

Jika kegiatan kewirausahaan di perguruan tinggi itu di terapkan dipedesaan, maka tidak menutup kemungkinan potensi desa dapat tergali dengan masksimal. Masyarakat akan lebih kritis menghadapi situasi dan dapat memanfaatkan situasi tersebut untuk kegiatan wirausaha dengan hasil yang lebih menjanjikan dari pada pergi merantau kekota.

Mugkin disuatu desa tertentu kegiatan ini sudah terlaksana tetapi itu hanya sebagian kecil saja. Sedangkan sebagian besar tidak ada sama sekali. Jika pemerintah mau memusatkan pembangunan pada desa, maka pengangguran dikota akan lebih berkurang dan kehidupan perekonomian masyarakat indonesia akan jauh lebih baik.

Antonius danang K

Senin, 19 April 2010

Ucapan

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "ANTONIUS DANANG KRISTIANTO"
Jika ingin berpendapat tentang saya silahkan kasih komentar disini.